Minggu, 07 Oktober 2012

DETERMINASI



Determinasi adalah menutupi sifat-sifat orang lain atau dengan kata lain penyederhanaan sifat-sifat orang lain. Seseorang yang mendeterminasi orang lain, seperti orang lain itu berada pada bayang-bayang orang yang melakukan determinasi, bahkan jika orang itu selalu berada, selalu mengikuti bayang-bayang sang pendeterminasi, sang pendeterminasi itu belum tentu mampu untuk selalu diikuti bayang-bayangnya.
Maka dari itu bangunlah filsafatmu, temukan dirimu dan temukan jati dirimu, karena aku bukanlah engkau, dan engkaupun bukan aku. Bangunlah filsafatmu dengan prinsip umum dan prinsip khusus secara konstektual dan berkesinambungan sehingga engkau tidak lagi ada pada bayang-bayang sang pendeterminasi dan engkau jauh dari sifat determinasi yang buruk.
Bahaya determinasi adalah kecil merugikan, besar membunuh. Bahaya yang lebih besar adalah engkau tidak menyadarinya. Seperti guru suka menutupi sifat muridnya. Menutupi sifat org lain adalah kejam menurut filsafat. Determinasi anti tesis determinen kepadaku, sehingga timbul pertengkaran secara metafisik yag benar tidak tampak.
Mengurangi dampak determinasi adalah dengan cara komunikasi. Determinasi menjatuhkan sifat ke sifat lain atau objek lain, sehingga dengan komunikasi dapat menggapai harmoni ruang dan waktu dalam pondasi atau komando doa. Determinasi absolut adalah Tuhan.
Sebagian orang sangat suka menjatuhkan sifat terhadap orang lain, apalagi sifat kepada atau terhadap kekuasaanya, seperti suami menjatuhkan sifat istrinya, si kaya menjatuhkan sifat si miskin, gubernur menjatuhkan sifat bupati, bupati menjatuhkan sifat kepala desa, pejabat menjatuhkan sifat rakyat, dan guru menjatuhkan sifat murid-muridnya. Guru mengatakan bahwa murid itu kurang cerdas, murid itu pemalas, maka guru tersebut sedang melakukan determinasi. Apalagi sampai guru itu memukul itu adalah revolusi. Itu adalah suatu kekejaman yang amat keras.
Hidup ini tidak lain adalah komunikasi. Dengan berfilsafat dapat meluruhkan kesombongan. Komunikasi yang dimaksud adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Guru menterjemahkan murid, kemudian guru diterjemahkan murid. Guru diam itu juga sebuah determinasi, apalagi guru yang sampai memukul itu sebuah revolusi yang amat keras. Murid-murid hanya baru memikirkan suatu kejadian dari menterjemahkan guru dengan merefleksikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Karena guru dimensinya lebih tinggi dari murid-muridnya.
Determinasi tidak selalu determinasi buruk, ada determinasi yang positif seperti Dosen mengatakan bahwa mahasiswa itu cerdas.  Namun determinasi positif ini dalam waktu lama itu belum tentu baik.
Ingat! Manusia tidak bisa mencapai harmoni tetapi hanya bisa berusaha. Karena harmoni absolut hanya milik Tuhan.

Pertanyaan :
Apakah untuk mengurangi determinasi hanya dengan komunikasi saja, atau ada yang lain? Karena apa yang kita bicarakan, apa yang kita sampaikan belum tentu yang dimaksudkan atau persepsinya sama dengan maksud atau persepsi pendengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar