A.
Periode Klasik
a. Zaman
Pra-Socrates
1. Heraclitus
Herakleitos yang menyatakan bahwa api sebagai
dasar segala sesuatu. Api adalah lambang perubahan, karena api menyebabkan kayu
atau bahan apa saja berubah menjadi abu sementara apinya sendiri tetap menjadi
api. Herakleitos juga berpandangan bahwa di dalam dunia alamiah tidak
sesuatupun yang tetap. Segala sesuatu yang ada sedang menjadi. Pernyataannya
yang masyhur "Pantarhei kai uden
menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang
tetap.
2. Permenides
Parmenides berpendapat bahwa yang ada
itu ada, yang tidak ada itu tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah
yang ada 1) satu dan tidak terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3)
sempurna, tidak bisa ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat,
akibatnya tidak mungkin ada perubahan sebagaimana klaim Herakleitos.
b. Zaman
Socrates, Plato, dan Aristoteles
1. Socrates
Pendiriann Socrates yang terkenal adalah
pandangannya yang menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan,
pandangan ini kadang-kadang disebut Intelektualisme etis. Dengan demikian
Socrates menciptakan suatu etika yang berlaku bagi semua manusia. Sedangkan
dalam perkembangan ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan
memperkenalkan definisi-definisi umum.
2. Plato
Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu
tentang idea, jiwa dan metode pengetahuan. Menurut Plato realitas terbagi
menjadi dua yaitu inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah
berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran
dan justru sebaliknya pikiran tergantung pada idea-idea tersebut. Idea-idea
berhubungan dengan dunia melalui tiga cara; Idea hadir di dalam benda,
idea-idea berpartisipasi dalam kongkret, dan idea merupakan model atau contoh
(paradigma) bagi benda konkret. Tentang jiwa Plato berpendapat bahwa jiwa itu
baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea.
Filsafat Plato, yang lebih bersifat
khayal daripada suatu sistem pengetahuan, sangat dalam dan sangat luas dan
meliputi logika, epistemolgi, antropologi, teologi, etika, politik, ontologi,
filsafat alam dan estetika.
Plato adalah tokoh aliran idealisme. Aliran idealisme merupakan salah satu
aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Aliran idealisme beranggapan bahwa keberadaan idea tidak tampak
dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa
murni (tetap, tidak berubah dan bergeser). Sedangkan idea sendiri adalah
hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat
mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material.
3. Aristoteles
Aristoteles berpendapat bahwa logika
tidak termasuk ilmu pengetahuan tersendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan
sebagai persiapan berfikir secara ilmiah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah,
logika diuraikan secara sistematis. Mengenai pengetahuan, Aristoteles membagi
pengetahuan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan indera dan pengetahuan budi.
Kedua-duanya adalah pengetahuan sesungguhnya, mungkin benar, dan mungkin sesuai
dengan obyeknya.
Dalam menanggapi antara pemikiran
Heroclitos dan Permenides, ia tidak mengingkari dunia pengalaman sedangkan idea
juga dihargainya, sehingga menjadikan ia berpangkal pada realitas yang
bermacam-macam. Dari sinilah aliran yang dipelopori Aristoteles disebut
realisme.
Realisme Aristoteles didasarkan pada
prinsip bahwa ide-ide (atau bentuk) bisa ada tanpa masalah, tapi tidak peduli
bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian materi
memiliki sifat universal dan khusus. Aristoteles mengira bahwa bentuk-bentuk
hal, sifat universal dari benda-benda, tetap konstan dan tidak pernah berubah,
tetapi bahwa komponen tertentu melakukan perubahan.
B.
Zaman Modern
1. Rene
Descartes
Karya filsafat
dari Rene Descartes adalah pengetahuan yang pasti, ontologi tuhan dan benda,
dan metafisika. Pada karya yang pertama Descartes mengkategorikan yang dapat
diragukan menjadi tiga bagian, yaitu pengetahuan yang berasal dari pengalaman
inderawi dapat diragukan, fakta umum tentang dunia, dan logika dan matematika.
Dari keraguan tersebut mengantarkan Descartes pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku
ada). Untuk karya kedua berawal dari pembuktiannya
bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa tuhan ada dan kemudian
membuktikan bahwa benda material ada. Dan untuk karya ketiga menurut Descrates,
realitas terdiri dari tiga hal, yaitu benda material yang terbatas (objek-objek
fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia,dsb), benda mental-non material yang
terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas
(Tuhan).
Secara umum,
Rasionalisme merupakan pendekatan filosofis yang menekankan akal budi (rasio)
sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas dan bebas dari
pengamatan indrawi. Hanya pengetahuan yang di peroleh melalui akal yang
memenuhi syarat yang di tuntut oleh sifat umum, juga oleh semua pengetahuan
ilmiah.
Apriori
menyatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari sebelum pengalaman,
sehingga lebih ke pemikiran secara logika
2. David
Hume
Hume
memperkenalkan metode eksperimental sebagai dasar menuju subjek-subjek moral
dengan mengupas panjang lebar mengenai emosi manusia dan prinsip-prinsip moral.
Aliran Empirisme menyatakan bahwa tidak
ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman. Aliran
ini secara tegas menolak pandangan paham Rasionalisme yang berdasarkan pada
kepastian yang bersifat apriori. aposteriori adalah
pengetahuan yang didapat setelah pengalaman.
3. Immanuel
Kant
Menurut Kant, pengetahuan merupakan
hasil terakhir yang diperoleh dengan adanya kerjasama antara dua komponen,
yaitu bahan-bahan yang bersifat pengalaman indrawi disatu pihak dengan
pengolahan kesan-kesan yang bersangkutan sehingga terdapat suatu hubungan sebab
akibat dalam kerangka pikir (rasio) dipihak lain. Kant mengemukakan bahwa
pengetahuan harusnya sintesis a priori, yakni pengetahuan harus bersumber dari
rasio dan empiris dan sekaligus bersifat apriori dan aposteriori.
C.
Zaman Post-Modern
Auguste Comte
Auguste Comte
seorang filsuf perancis yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan sains dan teknologi.
Comte menyempurnakan realisme dan empirisme dengan mengatakan bahwa pada tahap
positif, ilmulah yang menentukan segala kebenaran dengan metode eksperimen dan
observasi. Jadi positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta
yang positif sesuatu yang diluar fakta atau kenyataan dikesampingkan dalam
pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.
D.
Zaman Post-Post-Modern
1. Pragmatisme
Pragmatisme
adalah aliran yang inti filsafatnya adalah pragmatik dan menentukan nilai
pengetahuan berdasarkan kegunaan praktisnya, yaitu sejauh mana dapat memenuhi
kepentingan-kepentingan subjektif individu. Tokoh aliran ini adalah William
James. Ia mengatakan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, berlaku umum, yang
bersifat tetap, yang berdiri lepas dari aal yang mengenal.
2. Kapitalisme
Kapitalisme diibaratkan
monster raksasa yang sedang menggenggam dan menggerogot eksistensi manusia, dan
kapitalisme menciptakan keterasingan. Tokoh aliran ini adalah Karl Marx. Tetapi
Marx sendiri yang dengan pemikiran tajamnya ingin mengingatkan bahaya
kapitalisme dan menciptakan komunisme.
3. Hedonisme
Hedonisme adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan
yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan
atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.
4. Humanisme
Humanisme sebagai
suatu gerakan filsafat dan gerakan kebudayaan berkembang sebagai suatu reaksi
terhadap dehumanis yang telah terjadi berabad-abad. Dalam kontek reaksi ini,
pelopor humanisme menjelaskan bahwa manusia dengan segenap kebebasan memiliki
potensi yang sangat besar dalam menjalankan kehidupan ini secara mandiri untuk
mencapai keberhasilan hidup didunia. Tokoh humanis yang muncul adalah J.J
Rousseu. Tokoh ini mengutamakan pandangan tentang perkembangan alamiah manusia
sebagai metode untuk mencoba keparipurnaan tujuan-tujuan pendidikan. Pada abad
20 terjadi perkembangan humanistic yang disebut humanisme kontemporer.
Humanisme kontemporer merupakan reaksi protes atau gerakan protes terhadap
dominasi kekuatan-kekuatan yang mengancam eksistensi nilai-nilai kemanusiaan
yang ada dalam diri manusia di era modern.
REFERNSI
Rijal, Syamsul, dkk.2010. Filsafat Umum.
Banda Aceh: Ushuluddin Publishing
Pertanyaan
:
Dari
filsafat muncullah ilmu-ilmu yang lain seperti kimia, biologi, fisika, dll.
Apakah penemuan-penemuan pengetahuan dan tehnologi seperti ditemukannya lampu,
telefon dll juga didasarkan pada filsafat?