1. Hermeneutika
dalam Pembelajaran IPA
Hermeneutika
adalah konsep dasar komunikasi yaitu menterjemahkan dan diterjemahkan. Tidak
ada pembelajaran IPA yang tidak menggunakan menterjemahkan dan diterjemahkan.
Dalam hal spiritual biasa disebut dengan silaturahim. Sedikit orang yang
memiliki visi dan misi karena belum terbuka. Menterjemahkan dan diterjemahkan
dikatakan dalam bahasa sehari-hari belajar mengajar yang praktis berupa interaksi
yaitu bagaimana mendorong atau mengembangkan interaksi dalam proses belajar
mengajar IPA. Karena hakikat ilmu adalah interaksi. Hermeneutika adalah
unggah-ungguh filsafat.
Kata
kunci phenomenology adalah “epoche”
yaitu ada reduksi yang didalamnya mengandung abstraksi dan idealisasi.
Sehebat-hebat percobaan apapun pada IPA sampai percobaan paling canggih seperti
meluncurkan pesawat ke luar angkasa pasti dia melakukan reduksi atau abstraksi
yaitu memilih fokus kepada yang ingin diteliti. Seperti juga pada penyulingan
air, penyulingan air adalah abstraksi dan yang melakukannya adalah alat. Phenomenology
adalah abstraksi, memasukkan ke dalam epoche
kalau hati yang tenang, ikhlas, tidak mengalami godaan, tidak dalam keadaan
kacau, dan tidak takut. Kalau dalam pikiran memasukkan epoche yaitu tidak prejudice
atau tidak berpuruk sangka dalam artian Pure a Reason atau pikiran yang murni.
Idealisasi mengganggap sempurna sifat yang ada sedangkan abstraksi melihat yang
dipentingkan saja. Misalnya pembakaran pada belerang, abstraksi disini adalah
melihat perubahan warna, tidak melihat hal lain. Menuju ke spesifik adalah abstraksi.
Idealisasi mengganggap sempurna sifat yang ada artinya mau menyimpulkan ke
tulisan bahwa sebuah zat jika dibakar sifatnya akan berubah warna, berubah
bentuk, dll ada sesuatu yang akan
ditulis itu bersifat ideal, sehingga memperoleh rumusan, rumus tidak harus
seperti matematika tapi dapat berupa sifat-sifat.
3. Pengembangan
Intuisi dalam Pembelajaran IPA
Ilmu
pasti ada kategori. Intuisi anak kecil, remaja, orang tua, kakek, nenek adalah
berbeda. Pengertian yang dihasilkan darikehidupan sehari-hari adalah intuisi.
Intuisi tidak hanya berasal dari pengalaman saja tetapi juga dari kebiasaan.
Intuisi ada di mana-mana ada intuisi anak kecil, intuisi pemula, intuisi orang
tua, dll. Pada anak kecil yang baru belajar mengenai tubuhnya intuisi anak
kecil nampak ketika anak tersebut ditanya “mana cantiknya?” maka ia akan
tersenyum manis, ditanya “mana matanya?” maka ia akan mengedip-ngedipkan mata,
ditanya “mana rambutnya?” maka ia akan memegang rambutnya, dan lain-lain.
Pengembangan
intuisi pada pembelajaran IPA sangat diperlukan karena tanpa intuisi akan
menghilangkan makna dari pembelajaran IPA tersebut. Intuisi pada anak harus
dilatih dan dikembangkan, karena intuisi dapat mengembangkan ilmu, sains dan
tekhnologi. Intuisis pada anak secara sadar atau tidak ada pada setiap anak. Tugas
guru adalah melatih dan mengembangkannya. Jika tidak maka siswa akan kehilangan
intuisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar